Laman

April 02, 2011

Cara memulai menyusui

Diterjemahkan dari: Practical Hints on Breastfeeding, Second edition revised, hal. 18-20, terbitan oleh Breastfeeding Mothers’ Support Group (Singapore) , 2001.


Sebelum Mulai Menyusui Pertamakali


Selama masa kehamilan, sebaiknya ibu mendiskusikan keputusan untuk menyusui dengan dokter ibu, yang berkewajiban untuk mendukung keputusan tersebut dengan membantu menciptakan kondisi yang kondusif untuk mulai menyusui.

Pada saat melahirkan, dokter dan staf rumah sakit sebaiknya membantu ibu dengan:
  1. Tidak menggunakan obat-obatan pada saat melahirkan, atau menggunakan obat-obatan hanya seminimal mungkin. Obat penghilang rasa sakit dapat mempengaruhi refleks hisap bayi.
  2. Memberi kesempatan ibu untuk menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan, kalau perlu pada saat ibu masih di ranjang melahirkan apabila melahirkan secara normal. Kenapa? Sebab refleks hisapan bayi yang paling kuat terjadi hingga setengah jam setelah melahirkan
  3. Menyusui sesering dan selama yang bayi inginkan (demand feeding). Berada sekamar dengan bayi di rumah sakit (rooming-in) akan membantu mempermudah hal ini. Dengan demand feeding, ASI akan keluar lebih cepat, dan kemungkinan untuk mengalami payudara bengkak.
  4. Memberi bayi HANYA ASI. Bayi ibu tidak perlu air tambahan atau susu formula, selama ibu mengikuti prinsip demand feeding, dan selama bayi ibu dalam kondisi sehat. Pemberian minuman tambahan (formula, air glukosa, dsb) hanya akan mengurangi nafsu minum si bayi, sehingga payudara ibu tidak cukup terangsang untuk mengeluarkan ASI, dan bisa berakibat berkurangnya suplai ASI. Kecuali ada justifikasi medis dari dokter untuk pemberian minuman tambahan (contoh: Bayi yang beratnya kurang biasanya kadar gula darahnya rendah sehingga perlu glukosa. Atau bayi yang sangat kuning jaundice cenderung terlalu mengantuk untuk menghisap payudara sehingga perlu suplai cairan tambahan).
  5. Selain mengurangi nafsu minum si bayi, botol juga mengakibatkan bingung puting. Kenapa? Sebab aliran cairan di puting botol jauh lebih deras dibandingkan dengan aliran cairan di payudara, sehingga proses menghisap botol menjadi jauh lebih mudah untuk bayi dibanding menghisap payudara. Bayi yang sudah kena botol di usia yang terlalu dini bisa-bisa menolak payudara. (Catatan: Dari buku What To Expect the First Year, idealnya botol diberikan pada usia 3-5 minggu, saat bayi sudah terbiasa dengan payudara). Selain itu, pemberian empeng terlalu dini juga bisa mempengaruhi kemampuan hisap bayi. Sebaiknya patuhi tangisan bayi sebagai indikator pemberian ASI, agar suplai ASI ibu tetap bertahan dengan baik.
  6. Komunikasikanlah hal-hal di atas dengan dokter dan staf rumah sakit ibu.
Step-By-Step Menyusui

Persiapan
  1. Cuci tangan ibu untuk menghilangkan kuman. Jika mau ibu juga boleh mencuci puting ibu dengan air.
  2. Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk ibu enak, ibu akan menjadi rileks dan “turunnya” ASI (letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang barangkali ibu bisa coba:
    • Duduk dengan siburan yang enak untuk punggung, misalnya dengan banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini, sebaiknya kaki ibu berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini, paha ibu bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting ibu.
    • Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
    • Duduk di kursi goyang.
    • Berbaring di sisi badan ibu di tempat tidur (bukan posisi rebah), dengan tangan menyangga kepala ibu, sementara bayi dalam posisi tidur menghadap ibu. Posisi ini nyaman untuk menyusui di malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.
  3. Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila ibu terlalu tegang, refleks turunnya susu bisa terhalangi.
Step-by-Step Ambil Posisi Menyusui dan Perlekatan

  1. Kepala bayi ibu diletakkan pada lekukan dalam siku tangan ibu. Kemudian, seluruh badan bayi menghadap dada ibu, bukan hanya kepalanya saja. (Waktu pertamakali barangkali ibu akan perlu bantuan orang/suster untuk meletakkan bayi ibu dalam posisi ini, tetapi lama kelamaan ibu bisa melakukannya sendiri. Prinsipnya, kepala bayi harus tersokong dengan baik).
  2. Ambil payudara dengan tangan ibu yang bebas, jempol ibu memegang bagian atas payudara, dan jari lainnya memegang bagian bawah.
  3. Saat didekankan ke puting, bayi ibu biasanya akan refleks membuka mulut dan menyambut puting ibu. Tetapi apabila tidak, colek coleklah bibir bayi ibu dengan puting hingga ia membuka mulutnya.
    Pastikan kalau bayi ibu membuka mulutnya selebar mungkin, dan letakkan bagian tengah puting ibu pada bukaan mulut tersebut.
  4. Atau, apabila sulit masuknya puting ke mulut bayi, lakukan trik “Sandwich”, yaitu menekan puting ibu dengan jempol dan telunjuk sehingga segepeng mungkin, paralel dengan alur bibir bayi, dan masukkan kedalam bukaan mulut bayi (Trik dari Ibu Doris Fok, konsultan laktasi singapura)
  5. Perlekatan (latch-on) yang baik adalah apabila sebagian besar aerola ibu berada di dalam mulut bayi, dagu menempel ke payudara ibu, dan kepalanya agak ke belakang sehingga hidungnya tidak ketutupan payudara. Sebenarnya tidak perlu menekan payudara untuk membuka jalan udara ke hidung bayi, selama posisi menyusui ibu benar.
Durasi Menyusui
Jika bayi ibu nampak enggan menghisap, jangan khawatir, biarkan dia “main-main” dulu dengan mengendus dan menjilat putingnya. Dengan banyak latihan, bayi ibu akan semakin mahir. Menyusui pertamakali mungkin hanya sebentar, mungkin hanya empat menit, tetapi bisa juga lama. Ada bayi yang sejak awal menyusuinya lama.


Ingatlah bahwa setiap bayi itu berbeda, dan pola menyusuinya juga mungkin berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan mereka. Bayi yang menyusui selama 20 menit di minggu-minggu pertama mungkin hanya akan perlu lima menit di usia empat bulan. Pola menyusui di awal biasanya lebih pendek karena ASI memang belum keluar dan yang ada hanya kolostrum yang berjumlah kecil.


Ingatlah bahwa membiarkan bayi ibu menyusui selama yang ia mau adalah satu cara untuk menjamin bahwa ia mendapatkan ASI yang diperlukan. Kenapa? sebab komposisi ASI berubah-ubah dalam satu sesi menyusui. Pada menit pertama menyusui yang keluar adalah ASI yang encer (susu depan / foremilk) yang bertugas untuk menghilangkan rasa haus bayi. Menit berikutnya, persisnya setelah refleks turunnya susu, ASI berubah menjadi lebih kental (susu belakang / hindmilk), yang mengandung lebih banyak lemak dan gizi, untuk mengenyangkan bayi. ibu mungkin dapat memperhatikan perubahan irama hisapan bayi, dari yang cepat, lantas berhenti sebentar (saat terjadi turunnya susu), lalu hisapannya menjadi lebih lambat diiringi dengan irama menelan susu. ibu sendiri juga dapat merasakan turunnya susu dengan munculnya perasaan geli atau tertusuk-tusuk di payudara.


Saat bayi mendapatkan cukup susu, biasanya ia akan melepaskan payudara dengan sendirinya, atau jatuh tertidur. Tetapi jika ibu merasa perlu menghentikan bayi ibu menyusui, pelan pelan tekan puting ibu dengan jari kelingking untuk memotong hisapan bayi. Jangan menarik puting begitu saja saat bayi masih menghisap karena bisa mengakibatkan lecet.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar